Kamis, 03 November 2011

HOLE IN ONE

Lapangan Golf    :  Bukit Darmo, Surabaya
Hari                      :  Sabtu, 27 Nopember 2004
Pukul                    :   09.45
Event                    :  Turnamen Golf BUMN se Jatim dengan POLDA dan KODAM
Penyelenggara     :  PT Semen Gresik (Persero) Tbk.


     Short gun pukul 06.30, kami mulai bermain dari hole 4.  Pasangan main saya adalah Bapak L.Sitompul handycap 6, Bapak Banu Sunarto handycap 14, Bpk Hascaryo handycap 22, dan saya sendiri, handycap 14.  Caddy yang bertugas menemani saya adalah Nurul, laki-laki usia sekitar 27 tahun.
     Cuaca cerah, udara segar, angin berhembus lembut.  Tidak banyak pengaruh terhadap arah dan kecepatan bola. Permainan kami sejak  hole 4 sampai dengan hole 11 biasa saja, kadang baik kadang mengecewakan.     Demikian pula ketika memasuki tee box  ke 12, par 3,  tidak sesuatu pun yang tampak istimewa. Pemain yang memukul pertama adalah pak Banu Sunarto, meskipun orangnya  pendek tetapi biasanya pukulannya bagus (handy cap 14, rata-rata pukulannya cantik !). Namun kali ini bolanya  melenceng ke kanan green.  Setelah itu giliran saya.
      "Jaraknya 150 meter pak, pakai berapa?", caddy tanya stick nomer berapa yang saya mau pakai.
"Pakai iron 6 saja, ada angin", jawabku sambil melempar rumput kering untuk mengetahui arah  angin.
"Pakai nomer 5 saja biar tidak ngotot", saran Nurul segera menyodorkan iron 5. Saya pun menurut, pakai iron 5.
     Setelah  practice  dua kali sabetan saya mengambil ancang-ancang, address.  Kaki tegak lurus ke arah titik bidik. Grip mantap, jari jempol kiri lurus stick, lengket dan firm.  Tangan kanan mengunci tangan kiri memperkokoh grip. Titik yang saya bidik adalah bagian kiri  green sekitar satu meter dari pin karena angin bertiup dari arah kiri dan contour green juga agak miring ke kanan.  Begitu jatuh bola diharapkan menggelinding ke kanan ke arah pin. Konsentrasi sejenak, ambil nafas perlahan, mata lurus menatap bola.  Club head saya tarik ke kanan mengambil back swing perlahan tapi mantap, setelah back swing maksimum saya ayun forward, pukulan  menyapu  dengan speed yang makin cepat untuk mendapatkan impact yang maksimal.
     "Wuut...., dhess...!!!" suara sabetan stick dan club head membentur bola, kayak di TV. Dahsyat. Bola melesat tinggi, lurus seperti ada garisan menuju sisi selatan green, jatuh sekitar satu meter di depan pin putih. Bola bergulir cepat, sekitar satu detik kemudian hilang.  Bola masuk ke dalam hole.  Segera disambut dengan teriakan spontan,"Masuuk! Hole in One!". Serempak para pemain dan caddy yang ada disitu memberi toze ucapan selamat.
"Selamat...selamat, dapat hadiah Honda Jazz", kata pak Hascaryo sambil memberi toze kepada saya untuk kedua kalinya.
    "Lho kok sepi?" tanyaku karena tidak ada petugas asuransi yang turun ke green untuk memastikan terjadi hole in one. Karena ragu-ragu saya telpon ke club house untuk memastikan ada tidaknya hadiah. Ternyata yang saya khawatirkan terjadi, di hole 12 tidak disediakan hadiah hole in one. Waah...kecewa dong !.  Beberapa caddy ikut mengecek aturan main yang dilampirkan di score card. Mereka juga mengiyakan bahwa hole 12 ini tidak ada hadiah hole in one.
     Untuk mengurangi rasa kecewa saya segera telpon Pak Bambang SI, panitia. Hasilnya sama saja, memang hole 12 tidak ada hadiahnya.  Kok tidak seperti biasanya sih,  turnamen golf kali ini kok tidak ada hadiah hole ini one nya?? Saya kecewa banget tapi apa mau dikata, bisanya hanya diam saja. Bermain di hole ke 13 dan seterusnya saya lebih banyak "manyun" karena kesal.  Maka tidak heran jika permainan saya di hole-hole berikutnya makin jelek.
      Ketika selesai  makan siang dilakukan acara pembagian hadiah.  Pak Jatmiko, panitia, di atas panggung mengumumkan bahwa ada satu kejadian langka yaitu terjadi hole in one di hole 12.  Karena hole tersebut tidak ada hadiahnya maka sebagai penggantinya akan diberi penghargaan kepada peraih hole in one berupa hadiah jatah door prize nomor 2 yaitu compo Sharp. Disamping itu atas usulan pak Nugroho akhirnya BRI juga memberi hadiah tabungan Britama senilai Rp 2,5 juta. Alhamdulillah..   Pak Jatmiko juga bilang bahwa prestasi saya memasukkan bola ke lubang sudah benar tetapi alamatnya salah, harusnya lubang nomor 16  bukan nomor 12.
                                                              Sertifikat Hole In One
      Hole in one adalah suatu kemujuran,  kemahiran saja tidak cukup. Tidak semua orang bisa meraihnya. Hadiah besar pun merupakan kemujuran, sudah ada yang mengatur. Belakangan baru saya ketahui bahwa   panitia sudah kontrak dengan perusahaan asuransi untuk memberi hadiah Honda Jazz hole in one pada hole no 12, tetapi Jumat sore 26 Nopember kontrak direvisi, hadiah tersebut dipindah ke hole 16 dengan alasan  hole 16 lebih mudah .   Bukankah itu bukti bahwa kemujuran itu sudah ada mengatur......?!


Gresik, Nopember 2004

Tidak ada komentar: